Kamis, 21 Maret 2019

PDIP Soal Survei Kompas: Elektoral Tinggi jadi Daya Dorong Bagi Jokowi



BERITAKIUKIU - PDIP Soal Survei Kompas - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan partainya meminta agar seluruh simpatisan, anggota dan kader partai untuk terus berjuang semakin militan. Sebab, survei menempatkan PDIP dengan elektoral tertinggi antara 24,6-29,2 persen. Sementara, survei terbaru yakni Litbang Kompas. PDIP memperoleh suara sekitar 26,9 persen.

"PDIP sangat berkepentingan pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin kuat, efektif dan solid. Karena itulah dalam rangka penguatan sistem presidensial, gambaran ideal terjadi apabila Golkar bisa menduduki posisi nomor 2, mengalahkan Gerindra dan PKB no 3," tutur Hasto melalui sebuah pernyataan tertulis, Kamis (21/3).

Dia menyatakan, kerjasama antar Koalisi Indonesia Kerja (KIK) juga harus digencarkan agar elektoral partai politik pendukung Paslon 01, Jokowi-Maruf Amin ikut meningkat.

"Momentum Gerindra untuk turun drastis terbuka lebar karena mengandalkan efek ekor jas, tanpa dukungan kekuatan teritorial. Dengan demikian, kaki-kaki Gerindra bisa diminimkan kerjanya di lapangan. Di sini tokoh-tokoh NU, PKB dan PPP bisa bergerak bersama membendung gerak HTI yang berada di belakang Prabowo-Sandi," tukas Hasto.

Hasto memprediksi elektabilitas Partai Gerindra bisa turun. Sebab, berdasarkan survei Kompas, dalam waktu kampanye selama enam bulan terakhir, Prabowo Subianto- Sandiaga Uno hanya mampu naik 4 persen.

"Bayangkan saja, dilengkapi dengan fitnah dan hoaks, Prabowo-Sandi hanya mampu naik 4 persen dalam waktu 6 bulan, dan sekarang tinggal 26 hari. Maka kami optimis Jokowi-KH Maruf Amin menang semakin tebal. Elektoral PDIP yang tinggi akan jadi daya dorong maksimum bagi Jokowi-KH Maruf Amin," ujar Hasto.

"Terlebih kami bersama Parpol KIK lainnya seperti Golkar, PKB, PPP dan lain-lain memiliki basis kultural dan tradisional yang kuat," lanjutnya.

Dengan begitu, Hasto menempatkan survey kompas sebagai hasil bahwa kemenangan Jokowi-Maruf Amin sebesar 56.8 persen adalah target pesimis, sementara target realistis adalah 63.4 persen.

Setelah merilis hasil survei terhadap elektabilitas dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Litbang Kompas juga mengungkap elektabilitas partai politik di Pemilu 2019.

Hasilnya, PDIP menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi dengan 26,9 persen, diikuti Gerindra di posisi kedua dengan 17 persen. Di posisi ketiga ada Golkar dengan 9,4 persen.

Sedangkan partai-partai pendatang baru tidak ada yang mampu menembus ambang batas batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen. Elektabilitas mereka kebanyakan masih berkisar di angka nol koma.

Dikutip dari Harian Kompas yang terbit, Kamis (21/3), elektabilitas PSI (0,9%), Berkarya (0,5%), Garuda (0,2%), sementara Perindo (1,5%).

Survei juga menunjukkan Hanura, partai yang mempunyai kursi DPR 2014-2019, terancam gagal masuk Senayan karena elektabilitasnya hanya berkisar 0,9%.

Sementara partai lama yang tidak lolos parlemen pada 2014-2019 seperti PBB dan PKPI, berpotensi kembali gagal, karena elektabilitasnya masing-masing 0,4% dan 0,2%.

1 komentar: