Selasa, 06 November 2018

Timses sebut perkataan Prabowo soal 'tampang Boyolali' dipelintir dan dihasut



BERITAKIUKIU - Timses sebut perkataan Prabowo - Tim Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyikapi polemik ucapan Prabowo soal 'tampang Boyolali' tidak pernah masuk mal dan hotel. Menurut BPN, ucapan Prabowo yang bertujuan mencairkan suasana kepada masyarakat Boyolali justru digiring pihak-pihak tertentu untuk memanaskan situasi politik.

"Kami meminta semua pihak, kepada masyarakat secara umum dan masyarakat Boyolali supaya mendengar klarifikasi ini agar tidak terpancing jadi suasana yang tidak baik," kata Jubir BPN Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono saat jumpa pers di Media Center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (6/11).

Menurut Ferry, masyarakat bisa berpikir jernih dan bijaksana untuk memilah mana yang niat merendahkan dengan pola interaktif yang disampaikan Prabowo dalam suasana penuh humor dan canda. Prabowo, kata Ferry, tidak bermaksud merendahkan masyarakat Boyolali sedikit pun.

"Tapi kalau kemudian ini tetap dipaksakan, tetap diplintir kemudian dihasut, dimobilisasi tentu ini jadi bahaya. Oke pada kesempatan ini kami memandang perlu untuk diluruskan," ujar dia.

Ferry menuturkan, video yang diketahui masyarakat soal perkataan Prabowo tersebut juga tidak utuh. Sehingga video yang ada itu menjadi sumber informasi dan membuat bupati Boyolali Seno Samodro panas.

"Yang kemudian pada hari minggu mengadakan acara melakukan mobilisasi massa dan pada saat itu terjadi pembiasan isu yang kami menganggap adanya upaya sengaja untuk menggiring opini. Ini jadi isu primordial dan ini sangat berbahaya," tuturnya.

Tim hukum BPN mengantongi bukti bukti soal adanya mobilisasi masyarakat Boyolali yang protes terhadap perkataan Prabowo pada hari Minggu (04/11) lalu. Unsur aparatur sipil, kata Ferry, juga ikut serta untuk memanaskan isu tersebut.

"Kemudian bukti dokumentasi video pernyataan Bupati Boyolali yang pada pernyataan tersebut yang bersangkutan mengeluarkan kata-kata ujaran kebencian dan kata-kata yang mohon maaf bagi kami sangat berlebihan. Saya yang orang Jawa menganggap kata-kata tersebut tidak layak dilontarkan oleh seorang kepala daerah kepada capres kami," ucap Ferry.

Kemudian, lanjut Ferry, ada spanduk atau tulisan-tulisan sangat tendensius dan berisi ujaran kebencian yang luar biasa pada acara protes yang dilakukan hari minggu tersebut. Lokasi protes masyarakat Boyolali tersebut sesungguhnya juga tidak boleh dilakukan untuk kegiatan politik. Dia menekankan, penggiringan opini tersebut mesti disikapi secara serius.

"Sehingga hari ini seluruh bukti bukti tersebut sudah disampaikan ke tim advokasi. Yang mana nanti tim advokasi menindaklanjuti ke ranah hukum," pungkas Wakil Ketua Umum Gerindra itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar