Rabu, 05 Desember 2018

Prabowo Tuding Jurnalis Antek, Sekjen Gerindra Maklumi Kondisi Media



BERITAKIUKIU - Prabowo Tuding Jurnalis Antek - Calon Presiden nomor urut 02 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meluapkan kekecewaannya pada jurnalis di Hari Disabilitas Dunia, Rabu (5/12). Dalam acara tersebut Prabowo bahkan menilai jurnalis sebagai antek.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai, ucapan Prabowo sebagai hal wajar. Kata dia, Prabowo sudah biasa meluapkan emosinya seperti itu.

"Kalau itu kan biasa ekspresi Pak Prabowo," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/12).

Berbeda dengan Prabowo, Muzani justru menganggap memaklumi kondisi media massa. Dia mengerti bahwa media memiliki beragam keterbatasan.

"Ya kadang-kadang media itu kan ada keterbatasan. Keterbatasan itu juga disebabkan karena volume. Jumlah koran yang harus diterbitkan juga enggak bisa banyak-banyak. Jumlah berita yang diceritakan juga enggak boleh banyak-banyak. Jadi ada space-nya. Itu sesuatu yang pembatasan pemberitaan selalu ada," ungkapnya.

Kedati demikian, Muzani mengakui kondisi keterbatasan itu juga terkadang menimbulkan ketidak adilan untuk semua pihak. Tetapi, pada dasarnya Wakil Ketua MPR ini memaklumi segala kekurangan teknis maupun non teknis yang ada di media massa.

"Nah ini lah yang kadang-kadang menimbulkan perasaan ketidakadilan di dalam pemberitaan. Nah ini yang dikritik oleh pak Prabowo dengan kawan-kawan semuanya," ucapnya.

Diketahui, Prabowo Subianto menumpahkan kekecewaannya terhadap jurnalis saat pidato Peringatan Hari Disabilitas Dunia di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Prabowo mengklaim jurnalis atau wartawan yang datang hanya mencari kesalahan dalam berucap. Kesalahan itu akan menjadi bahan untuk 'gorengan' kubu Jokowi.

"Ada saja enggak di sini, mereka ke sini nungguin gue salah ngomong," ketus Prabowo.

"Mereka, saya katakan, kelompok itu, menunggu gue salah ngomong kemudian digoreng lagi, bicara emak-emak engga boleh, tampang engga boleh," tambah dia.

Prabowo menduga, ada upaya besar memanipulasi demokrasi di Indonesia. Praktik sogok menyogok terjadi di seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari partai politik, pejabat, dan rakyat yang mau dibohongi dan dicuci otak oleh pers yang berbohong.

"Jadi saya katakan hey jurnalis kalian tidak berhak sandang sebagai jurnalis. Saya katakan mulai sekarang jangan lagi hormati mereka karena mereka semua antek," Prabowo memungkasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar