Minggu, 11 November 2018

Pangeran Saudi: Ancaman Sesungguhnya Adalah Iran, Bukan Saya



BERITAKIUKIU - Ancaman Sesungguhnya Adalah Iran - Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman menjadi bulan-bulanan pihak internasional karena dituding terlibat dengan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Meski dirinya membantah ikut terlibat, namun banyak yang meyakini bahwa dia memerintahkan pembunuhan tersebut.

Pada sebuah pertemuan dengan penganut Kristen evangelis pekan lalu, Pangeran Muhammad mengatakan bahwa ancaman sebenarnya tidak datang darinya, melainkan dari negara Turki dan Iran.

"Pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi memang mengerikan, tetapi dunia seharusnya tetap fokus pada ancaman dari Iran dan Turki," katanya, dikutip dari laman Middle East Eye, Sabtu (10/11).

Salah satu evangelis yang hadir dalam pertemuan itu, Joel Rosenberg, membeberkan komentar Pangeran Muhammad mengenai pembunuhan Jamal Khashoggi.

"Pangeran Muhammad mengatakan bahwa musuh-musuhnya sengaja memanfaatkan segala yang mereka bisa untuk membesar-besarkan situasi ini dan membuatnya lebih buruk," ungkap Rosenberg.

"Dia berkata, 'lihat, saya menangkap orang-orang (setelah kasus ini) juga memecat beberapa orang. Sedangkat Iran? Saat mereka membunuh orang-orang, apakah mereka menangkap orang? Tidak. Malah yang bersangkutan diberi promosi. Lalu bagaimana dengan orang-orang Rusia? Bagaimana dengan orang Turki?'," lanjutnya.

Rosenberg mengatakan bahwa dia dan kalangan evangelis lain diundang ke Riyadh setelah peristiwa pembunuhan Khashoggi terjadi. Mereka pun memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya mengenai fakta kasus tersebut kepada Pangeran Muhammad.

"Dia punya dua pesan tentang hal ini, yang pertama pembunuhan itu mengerikan dan tidak dapat diterima. Kedua bahwa dia tidak akan membiarkan hal ini menghentikannya untuk melakukan reformasi agar kehidupan rakyat Saudi menjadi lebih baik. Dia bertekad untuk melindungi rakyat dari musuh utama Saudi yakni Iran, Ikhwanul Muslimin, al -Qaeda, ISIS," jelasnya.

Seperti diketahui, berita kematian Khashoggi telah mengguncang media pemberitaan selama beberapa pekan terakhir. Khashoggi dinyatakan hilang pada 2 Oktober lalu saat memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Pihak Turki meyakini Khashoggi dibunuh di kantor konsulat dan mayatnya dimutilasi.

Hingga kini, belum ada klarifikasi lebih jelas dari Saudi mengenai detail pembunuhan Khashoggi dan di mana mayat pria tersebut disimpan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar