Senin, 19 November 2018

Kampanye ke Daerah, Sandiaga Lebih Banyak Ditanya Isu Ekonomi daripada soal HAM



BERITAKIUKIU - Sandiaga Lebih Banyak Ditanya - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa masalah Hak Asasi Manusia (HAM) juga disoroti dirinya bersama Prabowo Subianto dalam visi misi capres-cawapres. Namun menurutnya, tak mungkin menyuarakan soal HAM bila dirinya bersafari politik ke daerah. Apalagi pihaknya terus menyuarakan masalah ekonomi yang menjadi isu prioritas.

"Isu-isu HAM haruslah. Itu juga kan bagian dari visi misi kita udah kita sampaikan. Tapi saya gak pernah turun ke bawah di Wonosobo atau di Malang 'pak' masyarakat itu ibu Walimah 'pak gimana dengan HAM'," kata Sandiaga di kediaman Prabowo Subianto Jl Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (19/11) malam.

Dia menjelaskan, jika berkampanye ke daerah masyarakat selalu bertanya soal harga bahan pokok, lapangan kerja, biaya pendidikan maupun kesehatan.

"Kami tadi senam bro, pagi-pagi mereka khawatir karena biaya kesehatan itu mulai terasa gitu loh karena BPJS mulai agak mengendalikan. Itu yang ditanyakan enggak pernah ada gimana ya pak Sandi HAM nya gimana policynya. Ada di visi misi kita tapi selalu kita sampaikan berdasarkan prioritas yang disampaikan masyarakat," ujarnya.

Stigma Orde Baru

Terkait stigma Orde Baru yang akan menurunkan elektabilitasnya bersama Prabowo Subianto, Sandi menyatakan justru hal positif yang dilakukan pemerintahan sebelumnya mesti dilanjutkan.

Label orde baru ini muncul setelah Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Titiek Soeharto mengungkit zaman Orde Baru dan menyebut keberhasilan Orde Baru Soeharto akan kembali tercapai jika Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden.

"Saya melihat bahwa kalau misalnya setiap pemerintahan itu tidak ada continuity bahwa yang lalu lalu itu semuanya jelak enggak bisa. Nanti kalau misalnya insya Allah kami mendapat amanah dan Allah menentukan bahwa kami akan memimpin ada beberapa program Pak Jokowi yang tentunya akan kita teruskan juga," paparnya.

Dia mencontohkan, kebijakan swasembada pangan dan energi pada masa orde baru harus dicapai kembali guna membuat Indonesia berjaya. Indonesia, kata dia, punya sumber daya alam dan punya sumber daya manusia yang mumpuni.

"Dari masanya Ibu Mega juga harus ada yang kita teruskan, dari masanya Pak SBY dua periode harus ada beberapa yang kebijakannya luar biasa dan juga Pak Jokowi. Jadi Prabowo-Sandi tidak boleh alergi untuk menjalankan program program yang memang terbukti memberikan manfaat kepada masyarakat," tuturnya.

"Kalau ada best practice ada sebuah kebijakan dan tentunya sistem pemerintahan yang bisa menghadirkan harga-harga yang terjangkau kita bisa sesuaikan dengan keadaan kekinian sekarang, 20 tahun setelah masa reformasi lebih, mana yang bisa kita aplikasi," imbuh Sandi.

"Kita ingin swasembada pangan, Pak Prabowo selalu bilang bahwa sumber produksi nasional harus kita genjot. Dengan kita genjot sumber produksi nasional kita akan punya pasokan yang cukup dan harga harga itu akan terjangkau," tukasnya.

Dari safari kampanye ke Provinsi Jawa Tengah, Sandiaga mengatakan banyak aspirasi masyarakat ingin ada perubahan di tahun 2019.

"Dia (Prabowo) merasakan yang sama, karena beliau juga melakukan sinkronisasi dari pengalaman kita, ternyata walau dari minim sekali pemberitaan, minim sekali juga alat peraga kampanye ada di sana, kita bisa melihat suatu yang organik, yang bisa keluar dari masyarakat sendiri," katanya.

"Jadi tadi kami membandingkan dan data data kita kita selaraskan,ini ada suatu hal yang membuat kita optimis bahwa masyarakat menginginkan perubahan," sambungnya.

Sandiaga menambahkan, bulan depan pihaknya lewat data survei internal akan memastikan, apakah lebih banyak masyarakat ingin adanya perubahan atau tidak. Pasalnya, hasil survei internalnya pada bulan oktober, data masyarakat yang ingin ada perubahan mencapai 50 persen.

"Kita akan melihat apakah ini murni apakah dorongan ekonomi, atau karena juga karena harapan pemerintahan baru yang insyallah bisa dihadirkan 2019 meningkatkan optimisme mereka," ucapnya.

Meski Jawa Tengah merupakan basis pemilih PDIP, dia akan berupaya keras agar bisa meraup suara di kandang benteng tersebut. "Harus turun ke bawah dengan tentunya mampu untuk menyapa menyentuh mereka harus kita dengar aspirasinya harus kita sampaikan solusi kita," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar