Rabu, 24 Oktober 2018

Moeldoko sindir Prabowo Subianto : Kita bicara by data, bukan by 'nyeplos'



BERITAKIUKIU - Moeldoko sindir Prabowo Subianto - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebut ketimpangan ekonomi masih terjadi di pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Akibatnya, 99 persen rakyat Indonesia masih hidup pas-pasan.

Menanggapi itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pernyataan Prabowo tidak berbasis data dan fakta. Bahkan Prabowo disebut tidak pernah mengetahui kondisi rakyat di pedesaan.

"Masalahnya (Prabowo) pernah ke kampung enggak? Kan gitu. Kan (Prabowo) komentarinnya di atas meja. Ke kampung enggak pernah. Lihat saja ke kampung sana bagaimana kehidupan masyarakat kita. Iya, lihat ke kampung, ke desa. Jangan ngomentarinnya di Jakarta. Enggak ketemu nanti," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/10).

Mantan Panglima TNI ini berharap, Prabowo mencari data yang jelas sebelum mengomentari kondisi ekonomi bangsa. Sebagai tokoh politik, sangat tidak etis Prabowo berbicara tanpa data yang valid.

"Kita bicara by data, bukan by nyeplos. Kita ini kan dikontrol semua orang. Kalau pemerintah bicara sembarangan, enggak bisa. Karena dikontrol oleh semua. Bank dunia atau semuanya ya ngetawain. Kalau ngomongnya enggak by data, tapi by perasaan, ya," tuturnya.

Moeldoko menambahkan, pemerintah membuka diri jika Prabowo ingin menyampaikan data ketimpangan ekonomi Indonesia.

"Ayo kita bicara kalau pakai data World Bank. Ayo, kita bisa bicara. Gitu. Pemerintah berani buka-bukaan," pungkas dia.

Saat menghadiri Deklarasi Emak-emak Binangkit relawan Prabowo-Sandi di Pendopo Inna Heritage Hotel Denpasar, Bali, Jumat (19/10), Prabowo Subianto mengatakan setelah 73 tahun Indonesia merdeka masih banyak rakyat yang hidup kelaparan serta sulit mendapatkan pekerjaan.

"Kita melihat sekarang adalah keadaan yang saya sebut keadaan paradoks, keadaan yang janggal setelah 73 tahun merdeka yang kaya semakin sedikit dan segelintir orang saja. Dan ini bukan saya karang, ini adalah data fakta yang diakui oleh Bank Dunia oleh lembaga lembaga internasional," ujar Prabowo.

"Bahwa yang menikmati kekayaan di Indonesia adalah kurang dari 1 persen bangsa Indonesia dan yang 99 persen mengalami hidup pas-pasan bahkan bisa dikatakan sangat sulit," sambungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar